Sajen Dalam Acara Jaranan
Dalam pertunjukan jaranan (jatilan) terdapat banyak sekali syarat yang harus di cukupi, kurang pas rasanya bila sebuah pertunjukan yang didasari dengan hal mistis tidak mengunakan sajen dan wewangian khusus.
Perlu diketahui Sajen dalam jaranan hanya sebatas pengormati atau menghormati bawaan leluhur, turun temurun yang di ajarkan dari pawang jaranan terdahulu. Tanpa di cukupkannya sajen yang meliputi dengan doa-doa khusus pertunjukan jaranan, rasanya kurang pas untuk di ada kannya pertunjukan jaranan.
Maka dari itulah, biasanya kalau kalian nonton pertunjukan jaranan sebelum di mulai pawang dan beberapa pemain jaranan akan membakar dupa atau kemenyan yang lengkap dengan berbagai syarat lalu membacakan doa khusus.
Doa-doa yang dibaca oleh pawang jarananpun ada berbagai macam, bukan hanya satu saja tapi meliputi beberapa permohonan yang dikabulkannya atas izin Allah swt.
Doa yang biasanya dibacakan oleh pawang jaranan biasanya meliputi beberapa hal sebagai berikut:
- Mengundang Indang (endang) di sekitar atau khusus
- Permisi kepada danyang dan nyai danyang disekitar tempat akan di adakannya pertunjukan
- Sebagian ada juga yang sambil mempawangi hujan
- Memohon keselamatan baik untuk para pemain, penonton dan juga ahli rumah
- Dan mendoakan keselamatan untuk yang menggap acara jaranan (tuan rumah).
Terkadang ada juga yang menambahkan doa khusus lainnya, namun diatas saya hanya mengambil intinya saja yang banyak dipakai saat membacakan doa-doa pada awal jaranan akan dimulai.
Kita masuk ke pembahasan Sajen dan syarat sebelum mengadakan acara jaranan. Biasanya yang paling umum bahan digunakan adalah:
- Kembang:
- Mawar Merah, Putih dan lainnya
- Minyak wangi
- Minyak Serimpi
- Air Mata Duyung
- Terkadang ada yang mengunakan Minyak Fambo.
Salah satu minyak tersebut harus ada dalam pertunjukan jaranan.
- Ayam, biasanya sembarangan warna
- Beras yang sudah di kuningkan
- Telur (endok) ayam kampung
- Dan kemenyan, terkadang ada juga yang mengunakan dupa lidi (hio).
Terkadang ada juga yang mengunakan ingkung ayam yang digunakan sebagai syarat sebelum acara jaranan dimulai.
Dalam sajen yang di siapkan ini, biasanya akan meliputi kepada semua pemain jaranan dan alat-alat yang di gunakan nantinya. Disinilah proses awal dimulainya acara jaranan, para Indang (endang) yang sudah di undang akan mulai mentitik kepada salah satu pemain yang sudah terbiasa kesurupan (ndadi) jaranan.
Sajen-sajen yang digunakan itupun, sekaligus menjadi syarat supaya acara bisa berlangsung dan selamat dari gangguan apa saja sampai acara selesai dan tentunya atas izin Allah swt.
Selain beberapa syarat dalam sajen, biasanya ada juga pawang jaranan juga berpuasa sebelum tanggapan acara dimulai. Tapi ada juga yang tidak mengunakan puasa hanya cukup doa-doa sebelum acara jaranan akan di laksanakan.
Sakral Persyaratan atau sajen-sajen yang digunakan dalam jaranan merupakan sebuah hal yang di anggap sakral, bisa dilihat dalam beberapa syaratnya, sebut saja minyak wangi yang digunakan bila sudah 1 kali main dan digunakan itu sangat jarang dibawa pulang dan digunakan dikemudian hari. Walaupun ada juga yang mengunakan sisa minyak wangi untuk acara yang akan datang tapi itu sangatlah jarang.
Selain minyak, kembang atau ubo rampe dalam jaranan yang biasanya akan habis oleh pemain jaranan yang kesurupan. Walaupun terlihat biasa saja, Indang (endang) jaranan bukan memakan fisik dari ubo rampe, minyak dan asap kemenyan tapi mereka hanya mengambil sari dari aroma wanginya.
Hal yang tidak boleh ditinggalkan dan harus ada ialah kemenyan atau dupa lidi (hio), bila Hio kemungkin ada yang mengunakan juga ada yang tidak mengunakan karena setiap grup jaranan berbeda-beda tata caranya. Tapi untuk kemenyan hampir semua grup dan pawang jaranan akan mengunakannya.
Dari sajen yang digunakan dalam acara jaranan ini, hanyalah sebatas penghormatan untuk leluhur, Indang (endang) yang di udang dan juga menghormati sesepuh ghaib terdahulu yang mendiam lokasi tempat acara jaranan akan di mainkan.
Jadi jangan pernah berkesimpulan yang berbau ke hal-hal yang di luar jalur keagamaan, karena sejatinya baik pawang jaranan dan doa-doa yang di gunakan semuanya tetap atas izin Allah swt dan penuh keyakinan mempercayainya.